Cerita Sex Ketagihan Kontol
Malam itu tidak biasanya aku yang bisa menjemput istriku yang sehabis mengajar , karena jadwalnya mundur satu jam awalnya jam 10 malam menjadi jam 11 malam istriku baru pulang, malam itu suasana di perumahan sungguh sepi, tapi aku sudah berniat untuk menjemput istriku, aku lewat pintu belakang rumah.
Dimana memang agak rimbum saat aku buka pintu sedikit ternyata istriku sudah berada dibelakang tapi yang aku herankan istriku seolah olah berbicara kepada seoarang ternyata dia sedang bersama penjaga malam komplek namanya Pak Latif dia pria tua yang berumuran 60 an tahun.
“Terima kasih, Pak Latif….!!! ” kata istriku pelan
“Aah, nggak papa, saya senang, kok tolongin, ibu….!!!!! ,” kata Pak Latif sambil cengar cengir dan tak kunyana tangan kiri Pak Latif memegang tangan istriku dan mengarahkan ke selangkangan nya yang menyembul, sedang tangan kanan Pak Latif langsung meremas remas payudara kanan istriku.
Akupun teringat omongan Pak Latif saat awal-awal aku berkenalan. dimana Pak Latif pernah bercerita sering wanita yang sudah bersuami di desanya dibuatnya kelenger oleh batang kemaluan, dan nama Latif adalah nama olok-oloknya kepanjangan Besar Anunya sebesar punya kuda, dan Pak Latif tak punya tempat tinggal tetap sehingga tidurnya berpindah-pindah di rumah teman-teman se desa nya yang ada di kotaku dan ia juga pernah bercerita padaku, istri temannya sering dia setubuhi saat suaminya tidur pulas.
Esok malamnya aku bersembunyi beberapa meter sebelum jalan masuk perumahanku dan beberapa saat kemudian dari kejauhan kulihat Pak Latif tengah membonceng istriku dengan sepeda bututnya dan aku mengambil posisi yang terlindung tapi dapat melihat dari dekat.
Hatikupun berdegup kencang saat kulihat istriku bergayut menempelkan payudara kanannya ke pinggang Pak Latif dan kakiku hampir tak dapat berdiri saat kulihat kedua tangan istriku sedang mengocok dan mengelus-elus batang kemaluan Pak Latif yang sebesar batang kemaluan kuda itu sehingga aku sempat melihat jari-jari tangan istriku tak dapat menggenggam batang kemaluan Pak Latif.
Beberapa saat Pak Latif dan istriku berlalu, aku sedikit berlari agar aku sampai di rumah sebelum istriku dan Pak Latif sampai dengan mengambil jalan pintas, tetapi karena kurang hati-hati aku terperosok dan kurasakan kakiku terkilir, sehingga aku tak dapat berjalan cepat.
Akupun berusaha berjalan dengan menyeret kakiku, dan akhirnya dengan susah payah aku sampai di rumah. Aku lewat pintu dapur dan kulihat sepeda Pak Latif ada di balik rerimbunan pintu samping.
Dengan perlahan aku masuk dan menuju ruang tamu dengan hati-hati dan kudengar suara “croop croop” dari ruang tamu, akupun membuka sedikit selambu yang menutup ruang tamu dan ruang tengah.
Cerita Sex Ketagihan Kontol Matakupun seakan terlepas dari tempatnya saat kulihat istriku sedang berjongkok di depan Pak Latif dan tengah mengulum batang kemaluan Pak Latif yang besar panjang dan berurat-urat sebesar cacing tanah sehingga mulut istriku kesulitan mengulum batang kemaluannya yang amat besar itu.
Sedangkan tangan kanan Pak Latif menyusup di blouse kuning istriku sedang meremas-remas payudara kiri istriku dan tangan kanan Pak Latif membelaibelai rambut pendek istriku.
Punggung kaki kanan Pak Latif tengah menggosok-ngosok selangkangan istriku yang duduk jongkok terkangkang dan di atas meja tamu kulihat BH tipis cream dan celana dalam merah istriku tergeletak di dekat tas kerja istriku.
“Oooooohhhhh. …eeuuunaak Bu Mia ?!!!!!” kudengar Pak Latif mendesis, akupun benar-benar tak kuat menopang tubuhku dengan satu kaki melihat istriku tengah “membayar” kebaikan Pak Latif untuk menjemputnya dari jalan raya, sehingga akupun jatuh tersungkur dan membuat istriku dan Pak Latif kaget.
“Bu Mia, mungkin suami ibu ..????” kudengar bisikan Pak Latif. Merekapun berlari mendapatiku tersungkur. “Kenapa, mas? tanya istriku. Aku tak menjawab dan merekapun tahu kakiku terkilir karena celanaku berlepotan tanah.
Akhirnya akupun dipijat oleh Pak Latif dan memang agak berkurang sakitnya. Akupun disuruh Pak Latif beristirahat dan Pak Latif akan kembali esok pagi. Pak Latif pun berpamitan dan Kudengar istriku mendesis pelan sebelum pintu depan ditutup.
Setelah pak Latif pergi, istriku menanyakanku darimana dan kujawab aku akan menjemput nya tadi, tapi ditengah jalan terjatuh. Keesokkan paginya Pak Latif datang dan memijitku lagi dan terakhir aku tak mengerti kenapa Pak Latif menusuk-nusuk batang kemaluanku dengan sarung kerisnya dan Pak Latif memberiku ramuan untuk diminumkan kepadaku oleh istriku.
Pagi itu istriku memakai daster dari kaos yang agak ketat, daster ini kesukaanku karena mempunyai resleting di depan sampai ke perut dan aku tahu pagi itu istriku tak mengenakan BH karena kedua puting susu istriku yang besar menonjol dari daster kaos ketatnya dan istriku merias diri seperti akan berangkat kerja.
Istriku dan Pak Latif keluar dari kamar, sambil menarik pintu kamar, akan tetapi tidak tertutup rapat dan masih sedikit terbuka, setelah aku berpura-pura tidur sehingga aku masih dapat mendengar pembicaraan mereka.
“Sudah, Jeng Yati…..!!! ” terdengar kata Pak Latif menyebut istriku “Jeng”.
“Aku masih takut, Pak ……!!!!” bisik istriku
“Ayo dicoba saja, Jeng Mia…..!!! ,” bisik lagi Pak Latif. Kemudian Istriku masuk kamar kembali dan aku sedikit kaget saat istriku mengelus elus batang kemaluanku dan aku pura-pura terbangun, sementara batang kemaluanku langsung bangun, kemudian istriku melepas celana dalam nya.
“Eeeeehhh… Diikkk, apa… Pak Latif sudah pulang….? tanyaku
“Sudah…!!! ” istriku menjawab singkat dan kini mengocok batang kemaluan ku, sambil naik keatas tempat tidur dan mengkangkangkan kedua kaki di atas tubuhku, sementara selangkangannya mendekati batang kemaluanku dan….. “Crot crot crot” tak tahan aku, air maniku lansung keluar saat menempel bulu-bulu kemaluan istriku.
“Aaaaahhhhhh. ….maaasssss. …..!!!! !,” bisik istriku yang terus mengocok batang kemaluan ku dan tak lama kemudian bisa berdiri lagi dan untuk kedua kalinya airmaniku tersenbur kembali saat masih menempel di bulu-bulu kemaluan istriku .
“Mas kok, begini terus. Sudah berapa bulan, mas. Aku sudah pingin sekali, mas. Aku pingin penyaluran.. !!” kata istriku sambil melap air maniku di bulu-bulu kemaluan nya.
Kemudian Istriku keluar kamar dan kudengar bisikan Pak Latif “nanti malam…,yaaa. . , Jeng Mia…!!!
”Siangnya aku menahan sakit di batang kemaluan dan utamanya di lubang kencingku sebelum istriku berangkat mengajar, aku tak mengatakan pada istriku dan akupun terkulai dan tertidur hingga kudengar pintu depan terbuka saat istriku pulang.
“Pak Latif saya masih takut, aahhhh…..! !” terdengar bisikan istriku “Ayo, cepat, Jeng Mia,….” suara mendesak Pak Latif berbisik.
Aku menutup wajahku berpura pura tidur saat istriku masuk kamar dan kulihat istriku merias diri dan melepas semua yang menempel tubuh sintal istriku tak terkecuali celana dalam dan BHnya pun tak lagi di tempatnya dan mengambil kaim panjang dan melilitkan ketubuh sintalnya sehingga lekuk tubuh istriku dimana kedua payudara dan kedua puting nya menonjol di bagian dada dan pantat bahenol nya.
“Mas mas ..!!!” istriku membangunkanku.
“Eeeh ? ada apa, dik….?” tanyaku “Eee ? aku eeee ?.
Pak Latif mau mijit aku mas?!!!” kata istriku terbata-bata.
“Lho, kamu sakit atau terjatuh…. ?? tanyaku.
“Eehh enggak mas, ee katanya dia bisa mengurangi nafsuku ..!!!!” kata istriku mengagetkanku. Tapi lidahku kelu, tak dapat berbicara.
“Maass kan tak bisa memuaskanku, sedangkan aku pingin sekali, Pak Latif bisa mengurangi nafsuku, mas, bolehkan…. ????” aku hanya diam dan diam, istriku pun menganggapku setuju.
“Paaakk…Pak Latif, ayoo…masuk siniii…, pak..!!!” istriku memanggil Pak Latif.
Cerita Sex Ketagihan Kontol Pak Latif yang mengenakan sarung membawa tas plastik itupun masuk kamarku. Kemudian istriku tidur tengkurap diatas tempat tidur disampingku dengan posisinya berlawanan denganku sehingga kaki istriku di dekat kepalaku dan Pak Latif duduk dipinggir ranjang.
Serta mulai memijat betis istriku, telapak kaki dan kemudian kedua tangan istriku. Kelihatan pijatan Pak Latif wajar-wajar saja, sampai akhirnya Pak Latif memijat tengkuk istriku dan kulihat mulutnya komat kamit seperti membaca sesuatu, kemudian Pak Latif meniup tengkuk istriku dan terdengar istriku mendesis
“Eccch ?eeeeccchhhhh. …!!” 2 kali dan ke 3 kalinya istriku semakin mendesis.
“Dibalik badannya, Jeng….!!!! !!” perintah Pak Latif pada istriku dan Pak Latif memijat kedua tangan istriku dan kemudian kaki istriku.
Pak Latif akhirnya memijit punggung dan telapak kaki istriku dan istriku semakin mendesis-desis dan tubuhnya mulai meregang.
“Ini mulai, Jeng Mia,…!!!” kata Pak Latif semakin intensif memijit telapak kaki istriku dan istriku makin lama makin meregangkan kedua kakinya dan kedua lututnya semakin tertekuk. Begitu Pak Latif memijat kedua pergelangan kaki istriku, istriku langsung mengkangkangkan kedua kakinya sehingga terlihat olehku selangkangan istriku yang ditumbuhi bulu-bulu lebat.
“Wuuh Jeng Mia sangat tinggi ini..!!!” kata Pak Latif dan tangan kanannya meraih tas plastiknya dan kuingat Mbah Muklis, dan Pak Latif membuka bungkusan yang berisi sarung keris sebesar batang kemaluan orang dewasa tapi tanpa keris dan diletakkan diantara kedua kaki istriku yang terkangkang tanpa sepengetahuan istriku.
Pak Latif berdiri dan mendudukkan istriku dan Pak Latif kemudian duduk bersila di belakang istriku, Pak Latif memijat tengku istriku kembali dan meniup niup tengkuk istriku dan kulihat kedua tangan istriku lunglai dan istriku mendesis desis sedangkan sarung keris itu merayap mendekato selangkangan istriku dimana istriku semakin mengkangkangkan kedua kakinya.
Istriku semakin lunglai dan tubuh istriku rebah ke dada Pak Latif yang sudah mengkangkangkan kedua kaki di samping tubuh istriku
“Paak apa ituuuu…paaakkkk? !!!!” istriku mendesis saat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa menempel di selangkangannya dan pantat bahenolnya pun bergetar.
“Paaak apaaa oooooooccccchhhhh ….paaakkkk ?!!!!!!!” istriku merintih panjang.
“Biar nafsumu keluar, Jeng…..!!! !” kata Pak Latif dan kulihat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa bergetar dan kudengar bunyi “kecepak di selangkangan istriku, sambil pantat bahenol bergetar.
Aku hanya bisa melotot melihat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa mulai menguak bibir vagina istriku dan membuat istriku mengkangkangkan kedua kaki nya lebih lebar-lebar lagi.
“Paaaaak Deraaan ooooohhhhh.. ..kookkkk masuuuk?..paaakkkk. …!!!!!” istriku merintih dan kulihat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu mulai menembus masuk liang vagina istriku.
“Apanya yang masuk, Jeng …..???? tanya Pak Latif berpura pura.
“Nggak tahu paaak..iiiii. ..oooooggggghhhh hhh…… paaakkkk. ….!!!!” istriku mendesis “Lho, masuk kemana…..? ” tanya lagi Pak Latif
“EEEcccgggghhhhh. .. ke…keeee.. . amuuukuuuu?paaaakkkk ?!!!!” istriku merintih dan mulai menceracau menandakan nafsu nya sudah mulai naik.
“Anu, apa Jeng Mia….? “OOcch anuu….kuuu. … paaaak,….! !!!” istriku merintih-rintih dan kedua tangan Pak Latif mulai turun ke kedua lengan istriku dan…..
“Paaaak….jaaaa. …jaaangaannnn. ..paaaakkkkk. …aaaa.. ..aaaaaddaaa. .. ….ssuuuu.. suu….. uuuamikuuuu. .paaaakkkkkkk. ….!!!!! ” istriku mendesis panjang terputus-putus saat kedua tangan keriput Pak Latif mulai meremas-remas kedua payudaranya,
“Anu apa, Jeng Mia…..? bisik Pak Latif di telinga kanan istriku dimana kepalanya terkulai dibahu kiri Pak Latif.
Sementara itu, ujung tumpul sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu berputar menggetarkan pantat bahenol istriku dan
“Toroookkuuuuuu paaaaak adaa yang….maaaaa. .. maaaasuuk toroookkuuuu? !!” istriku meracau dan
“Hhhhuuuuuaaaaggggg hhhhhh… .aaaaaaaddduuuuu uhhhhh… …beee.. beeesaaa arrrrr…… aaaammmmmaaaatttttt ….paaaakkkkkk ?..!!!!” rintih istriku dan sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa menembus makin dalam liang vagina nya.
“Ayo….jeeengg. sambil… dilihat.. ..!!!!,” kata Pak Latif enteng sambil menyungkapkan kain panjang istriku hingga selangkangan istriku terlihat dan Pak Latif menundukkan kepala istriku yang lunglai ke selangkangan nya, yang mulai dijejali sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu.
“Iiiiihhhhhhh. …aaaaappaaa iiiiniii…. paaaaaakkkkkk ?!!!!!” rintih istriku, kemudian…
“Beeeuuuuzzzaaarrrr ..aaaaammaaaaatt tt….paaaakkkkk? .ooooo hhhh…paaakkkk. …!!!!!” istriku merintih saat dia melihat sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu menembus masuk ke liang vaginanya dan kulihat bibir vagina istriku menggelembung seolah-olah ditiup.
Karena desakan sarung keris besar itu di dalam liang vagina nya sehingga dia semakin mengkangkangkan kedua kaki nya lebar-lebar. Istriku mengerang-erang keras seirama dengan meluncur keluar masuknya sarung keris tersebut menembus liang vaginanya
Cerita Sex Ketagihan Kontol “Nngngngaaaaaaaccch hhh ??beeezzaaaaaarrr hghghghghghhh ??!!!!!” sambil kepala nya lunglai bersandar di bahu kiri Pak Latif dan kedua tangan keriput Pak Latif menyusup ke kain panjang bagian atas istriku dan dengan gemasnya Pak Latif meremas-remas payudara istriku yang menggelinjang- gelinjang.
Sementara mulut istriku merintih-rintih, mengerang dan menggeram, dan bahkan badannya kemudian mengejan-ngejan dengan keras karena sarung keris besar tersebut mulai menghujam makin dalam keluar masuk di liang vagina nya.
Sementara itu, Pak Latif berhasil melepas ikatan kain panjang istriku dan terkuaklah kedua payudara montok istriku, lalu kedua tangan keriput Pak Latif mulai meremas remas lagi dengan ganas kedua payudara istriku dan jari-jari tangan Pak Latif memelintir sambil menarik-narik kedua puting susu istriku secara bergantian seolah Pak Latif sedang merempon sapi betina yang sudah waktunya mengeluarkan air susunya
“Paaaaaak ??oooooooohhhhh. …..paaaakkkk. ..!!!” rintih istriku saat mulut Pak Latif mencaplok payudara kanannya dan tak lama setelah itu bunyi “sreep sreep” terdengar menandakan air susu istriku telah keluar akibat jilatan lidah Pak Latif di puting susu kanan istriku.
Pak Latif membentangkan tangan kanan istriku yang lunglai agar Pak Latif mudah mengempot payudara istriku dan kulihat istriku benar- benar menikmati perlakuan Pak Latif, penjaga malam itu, sementara pantat bahenolnya bergoyang.
Berputar maju mundur akibat sarung keris yang keluar masuk di liang vagina nya dan tubuhnya terus bergetar hebat, nafas istriku mendengus-dengus oleh perbuatan Pak Latif di payudara nya dan sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa yang menghujam keluar masuk semakin cepat di liang vagina istriku membuat ia mandi keringat dan….. “Paaaak…paaaaakkk k Deraaaaaan.. .aaaaa… .aaaaaakuuu. …..oooccccchhh hh…paaaaaak ….aaa aa….aaaakuuu nggaaaaaak taahaaaan ? aaaa…aaakuuuu. ..keee… .keeeluaaaar ?paaaaakkkkk. …..!!!! ” istriku mengerang keras dan pantat bahenol istriku tersentak sentak dengan kuat ketika dia mengalami orgasme yang dasyaattt malam itu.
Rupanya sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa di liang vagina nya tak berhenti juga keluar masuk di liang vagina nya dan bahkan semakin cepat membuat nafas istriku semakin mendengus-dengus seperti kuda betina yang digenjot tuannya untuk berlari kencang.
Dimana pantat bahenol nya tersentak-sentak dan terangkat angkat tak karuan dan Pak Latif yang sudah menghabiskan air susu payudara kanan istriku, langsung mencaplok dan mengempot dan menyedot nyedot payudara kiri istriku sementara jari-jari tangan kanan Pak Latif tak henti-hentinya mremelintir sambil menarik-narik puting susu kanan istriku dan istrikupun mengangkat pinggulnya ke atas dannnn
“Paaaaak…ooohhhhh ……… .aaaa…aaakuuuu u keluar lagiiiiiiiiii ??.paaakkkkk.. .. !!!!!” istriku mengerang mencapai orgasme keduanya.
Pak Latif rupanya sudah tak sabar lagi dan dia menidurkan istriku yang sudah mengkangkangkan kedua kaki dan mulutnya komat kamit. Selanjutnya, sarung keris sebesar batang kemaluan dewasa itu pun muncul dan keluar dari liang vagina istriku dan seolah mengerti perintah.
Sarung keris itu masuk ke tempatnya semula dan Pak Latif menutupkan sarungnya di kedua kaki istriku yang sudah kegatalan ingin disetubuhi Pak Latif, penjaga malam perumahanku dan
“Hgggggggggghhhhhh ??..aaaaaaagggghhhhhh hh……! !!!!!” kudengar suara istriku menggeram saat kulihat pantat Pak Latif mulai turun naik diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar seolah punggung istriku digebuk keras.
“ppppfffaaaak ?. amppffuuuuunnnn ?.beeezzzzzaaaaaarrr seeekaliiiiiii kontooolmuuu paaaaak ? hhhgggggggggghhhhhh h ?..rooobeeeeek naaatniiii liaaaangkuuuu paaaaaak hhhgggggggggghhhhhh ?.!!!!!”
Kulihat kedua jari-jari tangan istriku yang lunglai itu mencengkeram lengan Pak Latif yang menopang tubuhnya saat menggenjot batang kemaluan nya ke liang vagina istriku dan entah karena kebesaran kedua kaki istriku terkangkang lebar.
Sehingga sarung Pak Latif pun tersingkap dan betapa kagetnya aku saat kulihat batang kemaluan Pak Latif sebesar kuda itu sudah separuh menjejali liang vagina istriku, dimana bibir vagina istriku seolah-olah ditiup menggelembung besar karena desakan batang kemaluan sebesar kuda Pak Latif itu.
Pak Latif berhenti menghujamkan batang kemaluan sebesar kuda nya saat istriku melenguh keras dan pingsan. Aku mengira Pak Latif akan melepas batang kemaluannya yang sebesar kuda dari liang vagina istriku yang pingsan.
Tapi mulut Pak Latif komat kamit dan begitu wajah istriku ditiup oleh Pak Latif, istriku pun tersadar kembali dan Pak Latif menjejalkan kembali batang kemaluan sebesar kuda nya ke liang vagina istriku sehingga kudengar gemeletuk gigi istriku merasakan liang vagina seolah robek.
Pak Latif kini mempermainkan kelentit istriku dan istriku mulai mengerang kembali mendapatkan kenikmatan hasrat seksualnya, sehingga bunyi “cek cek” lendir vagina istriku terdengar kembali menandakan nafsu istriku mulai naik dan suara lendir vagina istriku semakin keras dan seperti tak percaya kulihat batang kemaluan sebesar kuda Pak Latif mulai masuk ke dalam liang vagina istriku perlahan namun pasti.
“kontolmu besaaar ? kontolmu besaaar paaak eeeccch aku nggak pernaaaah merasakan uuummpppfff paaaakk akuuuu oooocccch paaaaaaakk engngngngngngngng ??.”
Istriku mengejan keras saat mencapai orgasme ketiganya malam itu dan hal itu memudahkan batang kemaluan sebesar kuda Pak Latif semakin masuk ke liang vagina istriku yang berlendir karena orgasmenya sehingga tak kusangka batang kemaluan sebesar kuda Pak Latif amblas keseluruhan ke liang vagina istriku dan Pak Latif menindih tubuh istriku \.
Kulihat kedua tangan Pak Latif meremas remas kedua payudara istriku kembali, mulutnya mengulum bibir merah istriku dan istriku meladeni kuluman Pak Latif dan kulihat lidah Pak Latif menyusup ke rongga mulut istriku dan menjilati dalam rongga istriku yang kian terangsang kembali dimana jari-jari tangan istriku meremas remas punggung Pak Latif .
Mulai menggoyangkan pantatnya dan istriku mencengkeram punggung Pak Latif disertai nafas istriku mendengus- dengus dan tak lama kemudian pantat bahenol tersentak sentak mencapai orgasmenya ke empat.
Malam itu, Pak Latif menyetubuhi istriku tanpa henti dan aku hanya dapat menghitung pantat bahenol istriku tersentak sentak lebih dari enam kali dan akhirnya Pak Latif menggenjot pantatnya naik turun semakin lama semakin cepat dan menghujam kan batang kemaluan sebesar kuda diserati erangan panjang dan bunyi “preet preeet”berulang ulang dari liang vagina istriku saat Pak Latif menumpahkan airmaninya di rahim istriku.
Keesokkan paginya Pak Latif baru pulang meninggalkan istriku yang hampir pingsan dan seharian istriku tak dapat turun dari tempat tidur karena liang vagina dan bibir vagina istriku membengkak. Hari-hari berikutnya.
Istriku menolak dengan halus saat Pak Latif mengajak istriku bersetubuh dan sebagai gantinya sering kulihat istriku mengulum batang kemaluan sebesar kuda Pak Latif dan istriku selalu berusaha menelan air mani Pak Latif saat Pak Latif ejakulasi di mulut istriku .
Rupanya istriku hampir tiap hari mengulum batang kemaluan sebesar kuda Pak Latif dan bahkan sering kulihat dua kali sehari dan hal ini merontokkan kesehatan Pak Latif yang akhirnya jatuh sakit dan pulang ke desanya.